PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mendorong para petani bisa melakukan intensifikasi pertanian dengan percepatan olah tanah dan tanam. Bupati menantang, bagi kelompok tani (Poktan) yang serius intensifikasi ini akan lebih banyak lagi bantuan yang diberikan khususnya alat mesin pertanian (Alsintan).

“Kepala BPP (Balai Penyuluh Pertanian) coba catet Poktan mana saja yang belum pernah dapat traktor. Jadi tahun ini atau tahun yang akan datang kita mendapatkan stok bantuan traktor dari pemerintah pusat tolong prioritasnya bagi Poktan-Poktan yang belum pernah dapat bantuan sama sekali, supaya merata,” kata Bupati Tiwi dalam acara Bupati Sambang Tani Kecamatan Kertanegara di Aula Artansi Desa Karangpucung, Kamis (4/7/2024).

Traktor ini nantinya dapat menunjang percepatan olah tanah dan tanam di Purbalingga. Bupati mentargetkan seluruh Poktan di Purbalingga bisa mendapatkan traktor dan menambah semangat para petani meningkatkan produktivitas padinya.

“Kalau semua Poktan sudah dapat Alsintan, ada lagi baru kita tambahi, mana Pokta yang paling aktif yang kira-kira garap lahannya bagus percepatan tanamnya jalan, lah itu yang diberi tambahan,” ucapnya.

Kegiatan Sambang Tani ini, Bupati mencarikan solusi para Poktan, Pemuda Tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) terkait masalah dalam pertanian di wilayah masing-masing. Selain itu juga mensosialisasikan sejumlah fasilitas dari Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga yang bisa diakses gratis oleh para petani, misalnya : pompa air pertanian, pupuk organik dan alsintan.

Ia mengungkapkan target produktivitas padi di Purbalingga tahun ini yakni 185 ribu Ton. Menurutnya, salah satu cara yang realistis untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan intensifikasi pertanian, sebab ketersediaan lahan untuk menambah area pertanian sudah semakin terbatas.

“Kehadiran Bu Tiwi tidak hanya silaturahmi, tapi juga memberi memotivasi agar panjenengan lebih semangat lagi untuk bagaimana percepatan tanam bisa dilakukan, yang yang sudah 2 kali panen diupayakan bisa 3 kali panen,” ata Bupati Tiwi.

Pertanian, menurut Bupati merupakan masalah penting bagi bangsa, karena menyangkut hidup matinya bangsa. Ketahan  pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Kalau stok pangan terganggu, maka rawan terjadi peningkatan harga dan kelangkaan.

Kepala BPP Kecamatan Kertanegara, Rangga Aditya mengungkapkan Kecamatan Kertanegara terdapat 11 desa dengan potensi lahan pertanian basah seluas 870 hektare dan 280 hektare lahan kering. Pertanian di Kertanegara tergantung oleh 3 aliran sungai yakni Sungai Kuning, Sungai Wotan dan Sungai Tambra.

“Ada 5 kegiatan fisik dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Pertanian di Kertanegara tahun ini, 4 lokasi di Desa Karangpucung dan 1 lokasi di Desa Karangasem. Di Karangpucung ada Rumah Olahan Pakan Ruminansia, Sumur Dangkal, jalan Usaha Tani dan Dam Parit Lohjinawi dan di Karangasem ada pembangunan Jalan Usaha Tani untuk hortikultura,” paparnya.  

Ia menjelaskan kendala utama pertanian di Kertanegara adalah debit air yang semakin menurun, terutama mata air Sungai Kuning di Desa Krangean dan Darma. Alternatif yang bisa dilakukan yakni dengan pembangunan sumur pantek. 

“Kertanegara juga kekurangan alsintan khususnya traktor, karena dari potensi lahan basah 870 hektare hanya 40an unit traktor,” katanya.(Gn/Prokompim)