PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bersama Asisten Sekda, Kepala Dinas Pertanian dan Kepala DPUPR menanggapi keluh kesah para petani di Kecamatan Bukateja dalam kegiatan Bupati Sambang Tani, Kamis (11/7/2024) di Balai Desa Kebutuh. Sejumlah petani mengeluhkan debit air sejumlah irigasi yang sedikit sehingga mengganggu aktivitas pertanian..

“Kami mengajukan untuk revitalisasi irigasi dari Bentala belakang SMP di Kedungjati sampai Desa Bajong karena pendangkalan, berhubung Bajong di paling ujung sehingga air tidak sampai, sebagian (lahan) tidak bisa diolah tanahnya untuk persawahan,” kata Ibnu Safangat Ketua Gapoktan Wahana Mulya Desa Bajong.

Hal senada juga disampaikan Rohadi Sekretaris Kelompok tani Sido Mukti Desa Kembangan berharap irigasi di wilayah Bukateja bisa dinormalisasikan jangan sampai ada pengeringan atau injeksi. Sebab hal itu akan mengancam pertanian mereka, terutama dari Desa Wirasaba, Tidu, Kembangan bahkan Cipawon.

“Kami petani di Bukateja juga belum sepenuhnya bisa mengendalikan hama wereng. Tolong kerjasamanya yang baik dari pemerintah untuk mengatasinya,” tambahnya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi merespon keluhan tersebut. Terkait penanganan atas pendangkalan saluran sekunder Bentala, meskipun menjadi kewenangan pemerintah pusat, namun akan tetap dikomunikasikan melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. “Jadi nanti Bu Tiwi akan bersurat meneruskan keluhan berkaitan irigasi Bentala, minta ke Kepala BBWS untuk irigasi ini ada penanganan karena menghambat kinerja pertanian di wilayah Kecamatan Bukateja. Ini langsung kami tindaklanjuti. Pak Gondo (Kepala DPUPR) besok lbersurat langsung kami tandatangani,” katanya.

Bupati mengakui, tidak semua irigasi menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten. Sehingga tidak serta merta langsung bisa ditangani secara teknis oleh DPUPR, melainkan dengan mekanisme birokrasi yang benar.

Guna mendukung produktivitas petani yang kesulitan akses irigasi, tahun 2025 Bupati Tiwi akan memprogramkan pompanisasi. “Pompanya menggunakan tenaga surya sehingga tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk membeli BBM. Ini sudah diujicobakan di Kecamatan Kemangkon dan Kertanegara,” katanya.

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda, Mukodam memberi jawaban mengenai pengendalian hama. Ia menjelaskan, Dinas Pertanian Purbalingga telah menyediakan pestisida yang gratis untuk para kelompok tani. Namun ia mengingatkan, penggunaan pestisida tidak boleh sembarangan karena bisa berefek buruk terhadap orang yang nantinya mengkonsumsi bulir padi tersebut.

“Pengendalian hama kuncinya harus bareng-bareng. Kalau hanya sebagian nanti hama akan pindah saja,” katanya.

Untuk diketahui, kegiatan Bupati Sambang Tani merupakan program Pemkab Purbalingga guna mencegah atau mengatasi adanya potensi krisis pangan di masa depan. Bupati menggelar audiensi, menampung aspirasi apa yang jadi kebutuhan pertanian guna meningkatkan produktivitasnya. bupati juga mendorong agar para petani dapat melakukan intensifikasi pertanian.(Gn/prokompim)