PURWOKERTO – Dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-Eks Karesidenan Banyumas 2025, Bupati Purbalingga Fahmi M Hanif membawa usulan strategis yakni pelebaran jalan lingkar kawasan Agropolitan Lereng Gunung Slamet.
Langkah ini diharapkan bukan hanya memudahkan akses wisata, tapi juga mendorong perkembangan kawasan agrobisnis hortikultura dan perkebunan. Tak hanya itu, wilayah ini juga diproyeksikan menjadi bagian dari Integrated Eco Tourism Sabuk Gunung Slamet, yang dirancang sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi baru di WP Cibalingmas (Cilacap, Purbalingga, Banyumas).
“Kami telah meninjau langsung untuk potensi dan kondisi ruas jalan Serang – Baturraden dan jalan Serang ke Bambangan punya potensi wisata yang luar biasa untuk Jawa Tengah. Untuk itu kami mengusulkan Pelebaran Jalan Kawasan Agropolitan Lereng Gunung Slamet,” kata Bupati Fahmi di Hall Putra Sang Fajar Komplek Menara Teratai Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (02/05/2025).
Secara detil, Fahmi menjelaskan pelebaran jalan dilakukan di dua ruas jalan. Yakni Ruas Jalan Serang, Karangreja – Baturraden, pelebaran menjadi 6 meter dengan panjang 8,02 kilometer (km) dan 8 buah jembatan. Kemudian ruas jalan Serang-Bambangan, Kecamatan Karangreja, pelebaran menjadi 5 meter sepanjang 3,44 km.

“Dengan nilai anggaran Rp 49.154.492.640 khusus untuk pelebaran ruas jalan lingkar lereng Gunung Slamet ini,” jelasnya.
Selain itu, Fahmi juga mengusulkan Pembangunan Embung di Kecamatan Karanganyar (Desa Kaliori, Karanganyar, Kalijaran) dan Mrebet di Desa Tangkisan dengan anggaran Rp 6 miliar. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sijati Kecamatan Karangmoncol senilai Rp 7,5 miliar, rehabilitasi Jaringan Irigasi Bungkanel Kecamatan Karanganyar senilai Rp 2,5 miliar, pelebaran Jalan Kawasan Produksi Pangan di ruas jalan Selanegara – Tejasari Kecamatan Kaligondang dengan nilai anggaran Rp 7.087.165.300.
Tak ketinggalan, Fahmi juga mendorong reaktivasi Bandara Jenderal Besar Soedirman di Desa Wirasaba, Bukateja. Letaknya yang strategis di tengah eks Karesidenan Banyumas dinilai akan memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Tengah bagian barat.
“Bandara ini hanya berjarak 1 jam dari kabupaten sekitar. Potensial untuk menunjang logistik, pariwisata, dan mobilitas regional,” jelas Fahmi.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyampaikan kegiatan Musrenbangwil 2025 dilakukan dalam rangka belanja masalah sebagai pijakan awal menuju pembangunan 2026, dengan fokus menjadikan Jateng sebagai lumbung pangan nasional.
“Musrenbang ini adalah batu loncatan di tingkat kabupaten/kota yang nantinya kita bawa pada Musrenbang provinsi yang akan kita laksanakan dalam waktu dekat. Inilah kerangka dasar dalam rangka kita membangun Jateng secara berjenjang, berlanjut, dan berkelanjutan,” kata dia.
Dijelaskan, tahun 2025 Pemprov Jateng fokus untuk menata sektor infrastruktur baik itu jalan, pertanian, sekolah, SDM. Diharapkan setelah infrastruktur tertata, dari mulai provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa, sehingga memberikan dampak kepada masyarakat.
“Kerja teamwork sangat dibutuhkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Kalau infrastruktur 2025 sudah mapan dan tertata, maka kita kick off untuk melakukan swasembada pangan,” tutupnya. (tha/prokompim)
Recent Comments