PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga bergerak cepat merespons bencana tanah bergerak yang terjadi di Desa Maribaya dan Kaliori, Kecamatan Karanganyar. Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, secara langsung mengunjungi lokasi terdampak dan menemui warga yang menjadi korban bencana pada Jumat (30/5/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Bupati Fahmi menyerahkan berbagai jenis bantuan yang berasal dari berbagai instansi kepada para korban. Bantuan tersebut berupa paket sembako dari DinsosdaldukKBPPPA Purbalingga, Dinsos Jawa Tengah, Bagian Kesra Setda, serta Program Makan Gratis dari TP PKK Purbalingga.

Tak hanya itu, bantuan material untuk perbaikan rumah juga disalurkan melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Dinrumkim) yang meliputi semen, besi beton, seng, dan bronjong. Bantuan keuangan turut diberikan atas kolaborasi dengan Baznas dan PMI Purbalingga masing-masing sebesar Rp11 juta, serta Forum BUMD Purbalingga sebesar Rp12 juta.

Sebelum kunjungan tersebut, bantuan darurat sudah terlebih dahulu disalurkan sebagai bentuk respons cepat pemerintah. Bantuan tersebut berupa paket sembako, peralatan tidur, peralatan kebersihan, logistik tempat tidur, sandang, dan family kit dari BPBD/BNPB, DinsosdaldukKBPPPA, dan Kementerian Sosial RI.

“Semoga ini bisa mensupport kepada bapak ibu semua yang terdampak dan meringankan apa yang dibutuhkan bapak ibu semua,” ujar Bupati Fahmi saat memberikan bantuan didampingi istrinya, Syahzani Fahmi M Hanif.

Bupati juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan kepada keluarga terdampak. Ia memastikan akan terus mengupayakan solusi terbaik terhadap bencana ini.

“Apa yang terjadi di sini akan kami laporkan juga ke pemerintahan provinsi maupun pusat, mudah-mudahan nanti ada tindak lanjut bantuan yang diberikan baik, apakah itu bantuan permanen, relokasi, atau perbaikan lainnya,” tambahnya.

Bupati Fahmi menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan dan solusi bagi para korban, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga keselamatan.

“Saya menghimbau kepada bapak ibu untuk senantiasa menjaga keselamatan bersama. Jika kondisi rumah sudah tidak aman lagi untuk ditempati diharapkan untuk mencari tempat yang aman,” pesannya.

Untuk diketahui, bencana tanah bergerak tersebut telah terjadi beberapa tahun belakangan secara perlahan, namun mulai terlihat signifikan sejak 17 Mei 2025. Sebanyak 16 Kepala Keluarga (KK) terdampak di dua desa tersebut, yakni 3 KK di Desa Kaliori yang mengalami kerusakan sedang, serta 13 KK di Desa Maribaya, di mana 6 rumah rusak berat dan 7 lainnya mengalami kerusakan sedang.

Kerusakan yang dialami warga bervariasi, mulai dari dinding atau lantai yang retak hingga bangunan yang miring, amblas dan dinding jebol tertimpa longsor. Pemerintah daerah terus melakukan koordinasi lintas sektor untuk memastikan penanganan dan bantuan dapat dilakukan secara berkelanjutan.(Gn/Prokompim)