PURBALINGGA – Paguyuban Wirapraja atau paguyuban kepala desa (kades) se Purbalingga menggelar Pengajian Akbar Ngaji Bareng Gus Kautsar dari Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri, Kamis (19/9/2024) di Alun-alun Purbalingga. Ketua Paguyuban Wirapraja, Karsono mengungkapkan kegiatan yang juga dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam ini guna mempererat hubungan umaro (pemerintah) dengan para ulama.

“Terselenggara pengajian ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah ternyata temen-temen kades, masa jabatannya bertambah dari 6 tahun jadi 8 tahun,” kata Karsono.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyambut baik pengajian ini, berkat sengkuyung 224 kades yang ada di Purbalingga, pengajian mendapatkan antusias tinggi dengan ribuan masyarakat hadir untuk menuntut ilmu. Ia berharap kehadiran Gus Kautsar dengan ilmu yang disampaikan akan membawa keberkahan bagi masyarakat Purbalingga.

“Kita do’akan 224 kades se-Purbalingga yang baru mendapatkan amanah perpanjangan masa jabatan, semoga tambahan waktu yang diberikan bisa jadi berkah, bisa mewujudkan visi misi, dan seluruh programnya bisa lancar sampai paripurna,” katanya.

Sebelum mauidhoh hasanah dari Gus Kautsar, pengajian dibuka dengan pembahasan mengenai ‘Taubat’ oleh KH Fahim Royani yang diambil dari Kitab Minahus Saniyah. KH Fahim menjelaskan, taubat ada berbagai tingkatan. Tingkatan terendah yakni taubat terhadap dosa-dosa besar. Tingkatan selanjutnya taubat terhadap dosa-dosa kecil, lalu taubat dari hal-hal makruh.

“Menganggap positif diri sendiri juga harus ditaubati, Rumangsa menjadi fakir juga harus ditaubati. Merasa taubatnya sudah bagus juga harus ditaubati,” kata KH Fahim.

Sedangkan tingkatan taubat yang tertinggi yakni taubat tatkala lupa sekejap saja akan Allah ta’ala. Jadi setiap waktu setiap detik harus ingat Allah. 

Sementara itu, Gus Kautsar atau nama akrab ulama H Muhammad Abdurrahman al-Kautsar dalam mauidhoh hasanah menyampaikan seorang mukmin harus jadi pribadi menarik dan punya kelayakan untuk diikuti, apalagi orang tersebut punya tanggung jawab besar di tengah masyarakat. Demikian seorang pemimpin, Ia harus bisa menjadi pribadi yang dicintai rakyatnya.

“Bapak/ibu kepala desa ini harus benar-benar niatkan, apa yang jadi hal-hal yang mampu membuat panjenengan bahagia itu juga harus panjenengan perjuangkan untuk juga dirasakan oleh masyarakat panjenengan,” katanya.

Ia juga berpesan agar mereka harus bisa bersosial dengan baik. Jangan sampai ada orang yang tersakiti di lingkungannya atas keberadaan mereka masing-masing.

“Pokoke sampeyan kabeh yang ada di lapangan ini kalau semuanya berislam dengan baik saya yakin saudara Kapolres ini tidak punya pekerjaan. Dia tinggal ngopi saja aman,” tutur Gus Kautsar.(Gn/Prokompim)