PURBALINGGA – Wakil Bupati Purbalingga H Sudono bersama perwakilan Forkopimda melakukan monitoring terhadap harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Rakyat Bukateja, Pasar Segamas dan Pasar Bobotsari, Jum’at (24/3/2023). Hasil monitoring menunjukan ada 2 komoditas yang perlu mendapat perhatian, yaitu harga garam yang naik dan stok minyak goreng.
“Yang paling signifikan melonjak itu garam krosok (garam batangan),” kata Wabup Sudono.
Berdasarkan pantauan harga garam di pasar Segamas per tanggal 17 Maret 2023, garam krosok masih seharga Rp 8500 per bungkus (isi 12) dan garam halus seharga Rp 80.000 (garam cap Daun isi 40 kemasan). Sedangkan per tanggal 24 Maret 2023, harga sudah naik yakni garam krosok Rp 9500 dan garam halus 95.750.
Meski demikian di Pasar Bobotsari harga garam masih stabil di harga Rp 7000 untuk garam krosok dan Rp 93.000 untuk garam halus. “Garam ini konsumen terbanyak untuk keperluan industri makanan,” katanya.
Selain garam, Wabup juga menerima keluhan pedagang minimnya suplai minyak goreng merek ‘Minyak Kita’. Minyak kemasan dari Perum Bulog ini dinilai paling diburu konsumen karena harganya yang terjangkau.
“Untuk ‘Minyak Kita’ banyak permintaan namun stoknya masih kurang, kalau harganya masih tetap 14 ribu per liter,” katanya.
Untuk harga komoditas yang lain, Wabup menilai masih stabil dan tidak membuat gejolak di masyarakat. Meski demikian, ke depan Ia mewaspadai adanya kenaikan harga cabai saat menjelang lebaran nanti.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin menjelaskan ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk menjaga kestabilan harga maupun stok komoditas pangan masyarakat.
“Dalam stabilisasi, kami akan terus intensifkan operasi pasar kerjasama dengan Bulog Subdrive Banyumas dan distributor Minyakita. jadi operasi pasar akan difokuskan pada beras, dan Minyak Kita, inshaallah upaya ini akan signifikan mempengaruhi harga,” katanya.
Upaya selanjutnya yakni mengumpulkan distributor besar barang kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini untuk menyamakan persepsi dan menyatukan pemahaman agar tidak ada yang menahan stok barang digudang dan lain sebagainya. Ketiga, pihaknya bersama satgas pangan di Purbalingga akan mengintensifkan untuk melakukan monitoring. Tidak hanya monitoring harga tapi juga monitoring terhadap kualitas barang dagangan khususnya barang dalam kemasan.
“Biasanya jelang idul fitri ada parcel ada barang dalam kemasan lainnya, kita monitoring untuk memastikan bahwa kualitas barang yang diperdagangkan memang layak,” katanya.(Gn/HumproSetda)
Recent Comments