PURBALINGGA – Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Puskesmas Mrebet menjadi Germas putaran terakhir di tahun 2023. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengingatkan pesan Germas dalam rangka pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) tapi mematikan untuk tetap dilaksanakan masyarakat.

Menurut Bupati Tiwi, Germas dilaksanakan juga dalam rangka memperpanjang angka harapan hidup masyarakat. “Umur panjang itu harus diikhtiarkan supaya bapak ibu bisa mendampingi putra-putri, cucu sampai besar,” kata Bupati Tiwi dalam acara Germas Wilayah Puskesmas Mrebet di Lapangan Desa Kradenan, Kamis (30/11/2023).

Ia mengingatkan 5 langkah Germas yang harus dilaksanakan masyarakat agar sehat, bugar dan produktif. Langkah tersebut diantaranya : melakukan aktifitas fisik, budaya makan buah dan sayur, tidak merokok, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan istirahat yang cukup.

“Germas itu penting karena penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit tidak menular tapi mematikan seperti stroke dan serangan jantung,” katanya.

Bupati berharap setelah diselenggarakan Germas di 22 titik lokasi dan 22 puskesmas di Purbalingga bisa membawa keberkahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Disamping pencegahan PTM, kegiatan Germas juga sebagai sarana penyampaian arahan terkait pencegahan stunting dan penekanan kasus kematian ibu/bayi.

“Kasus stunting di Kecamatan Mrebet sudah bagus di angka 4,6%. Akan tetapi kasus kematian ibu masih ada 2 kasus dan 5 kasus kematian bayi. Mudah-mudahan kasus ini sudah tidak bertambah-tambah lagi,” katanya.

Untuk menekan angka kematian ibu/bayi Bupati juga menekankan agar program ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’ bisa dijalankan. Program ini mengharuskan setiap adanya ibu hamil untuk mendapatkan pendampingan baik dari kader kesehatan maupun tenaga kesehatan agar terpantau kesehatannya dan gizinya.(Gn/Prokompim)