PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyoroti angka stunting di Kecamatan Kutasari. Bupati meminta kepada semua pihak, baik Puskesmas ataupun pemerintah desa untuk saling bahu membahu mengentaskan angka stunting menjadi satu digit di tahun 2024.

“Di Kutasari masih di atas rata-rata kabupaten, yakni masih 15,91 persen. Tentu saja Kepala Puskesmas tidak bisa jalan sendiri, perlu bantuan dari teman-teman kepala desa (kades) karena ketentuan dana desa juga bisa diprioritaskan untuk penanganan stunting,” kata Bupati saat Silaturahmi dan Halalbihalal di Kecamatan Kutasari, Senin (6/5/2024).

Selain dukungan dari para kades, penanganan stunting juga bisa dilakukan oleh para kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dikatakan di PKK banyak kegiatan yang bisa dilakukan, di antaranya diharapkan bisa fokus untuk mengupayakan menekan stunting di masing-masing desa.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Tiwi juga menyinggung angka Anak Usia Sekolah yang Tidak Sekolah (AUSTS). Ia menyebut, angka AUSTS di Purbalingga masih cukup tinggi yang disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya ekonomi.

“Mohon dibangun gerakan bersama, bukan hanya dari tenaga pendidikan. Tapi juga merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada orangtua akan pentingnya pendidikan,” pesan Bupati Tiwi.

Camat Kutasari Cahyono melaporkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dalam rangka mengentaskan angka stunting di Kutasari. Pihaknya, lanjut Cahyono, telah meminta pemerintah desa mengalokasikan anggaran dana desa guna membantu percepatan pengentasan stunting.

“Selain itu kami juga telah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas,” kata dia.

Acara Silaturahmi dan Halalbihalal di Kecamatan Kutasari dihadiri Ketua DPRD Bambang Irawan, Staf Ahli Bupati dan sejumlah Kepala OPD.(tha/prokompim)