PURBALINGGA – Menghadapi Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, Pemkab Purbalingga menggelar High Level Meeting (HLM) guna merumuskan langkah strategis mengendalikan inflasi. Pelaksana Harian (Plh) Bupati Purbalingga H Sudono menekankan agar 5 pangan strategis bisa terjaga ketersediaannya dan distabilkan harganya.

“Komponen yang mengundang inflasi tinggi yaitu : beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang serta cabai. Pokoknya itu nanti Dinperindag untuk menekan harga itu di pasaran,” kata Plh Bupati Sudono saat membuka HLM Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Purbalingga, Kamis (14/3/2024) di OR Graha Adiguna.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin mengungkapkan stabilisasi harga tidak bermaksud untuk menurunkan harga serendah-rendahnya akan tetapi menjaga agar daya beli masyarakat terjangkau dan dari sisi produsen baik petani, peternak dan nelayan masih bisa mendapatkan keuntungan.

“Intervensi yang dilakukan pemerintah saat ini yaitu : menetapkan harga acuan pembelian baik di tingkat produsen atau Harga Pokok Penjualan (HPP), kemudian penetapan Harga Acuan penjualan ke tingkat Konsumen (HAK) penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), operasi pasar, subsidi sarana produksi padi dan sebagainya,” paparnya.

Ia memaparkan saat ini harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat tengah mengalami peningkatan dibanding awal Januari 2024. Daging ayam ras meningkat dari Rp 35000/kg menjadi Rp 40800/Kg. Telur Ayam Ras juga meningkat dari Rp 26500/kg menjadi Rp 31000.

“Kenaikan harga ayam ini informasi dari para peternak karena harga pakan ternak terutama Jagung naik dari Rp 6000 – 6500/Kg sekarang mencapai Rp 9500 – 10000/Kg. Demikian harga bakal ayam (DOC) juga meningkat dari Rp 17000 – 18000 menjadi Rp 20000 – 22500,” katanya.

Demikian berbagai jenis cabai sangat fluktuatif/rentan perubahan harga, karena tergantung cuaca dan musim. Saat ini Cabai Rawit Merah Rp 62000/Kg dan Cabai Merah Keriting Rp 59500/Kg, harga Bawang Putih Rp 41000/Kg dan Bawang Merah Rp 32500/Kg.

Sedangkan harga beras, Johan menjelaskan harganya sudah terpantau naik sejak Agustus 2023. IR Medium sempat mencapai harga tertinggi Rp 15800/Kg sekarang turun jadi Rp 15000/Kg sedangkan IR Premium sempat mencapai Rp 18000/Kg kini mulai turun jadi Rp 16000/Kg.

“Penyebab naiknya harga beras, banyak faktor, salah satunya biaya produksi pertanian semakin naik, baik operasional pekerja, sewa lahannaik, pupuk naik dan sebagainya,” katanya.

Terkait intervensi harga beras, sejumlah hal telah dilakukan. Salah satunya operasi pasar bekerjasama dengan Bulog dan Puspahastama, dimana tahun 2023 tersalur 298,8 ton, tahun 2024 baru tersalur 87 ton dengan target 700 ton.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny memberikan 7 rekomendasi strategi dalam pengendalian inflasi. Strategi tersebut diantaranya : 1) Realisasi kerjasama Antar Daerah untuk pemenuhan stok pangan,2) Penguatan BUMD dan Peningkatan komitmen dalam penyerapan hasil tani lokal, 3) Perluasan Smart farming, Good Agricultural Practices dan Urban Farming.

“BUMD perlu menyerap hasil tani lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal dulu jangan dibawa pedagang keluar kabupaten yang menyebabkan di sini defisit dan menyebabkan harga tinggi di sini,” katanya.

Ia melanjutkan, strategi ke 4) Pemberian fasilitas distribusi dan memotong rantai pasok pangan, 5) replikasi toko TPID di pasar-pasar daerah. Toko TPID ini menggandeng Gapoktan dan akan menjual komoditas dengan harga produsen.

“Selanjutnya, strategi ke 6) Peningkatan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM) dan 7) Mengintensifkan Belanja Bijak dan diversifikasi pangan,” katanya.(Gn/Prokompim)