PURBALINGGA – Menyambut Indonesia Emas tahun 2045, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mendorong pengentasan masalah berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia. Salah satunya berkaitan dengan pengentasan anak usia sekolah tidak sekolah dan stunting.

“Ini peluang Indonesia menjadi negara maju. Caranya hari ini dan seterusnya kita harus mendampingi generasi muda bangsa menjadi generasi yang berkualitas.Jangan sampai putus sekolah dan stunting,” kata Bupati Tiwi dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal bersama Masyarakat dan Aparatur di Kantor Kecamatan Pengadegan, Selasa (7/5/2024).

Bupati menekankan agar Korwilcam Dindikbud untuk bergerak. Mengajak para kepala sekolah untuk ikut mempedulikan anak putus sekolah di lingkungan sekolahnya, tidak hanya fokus belajar mengajar dan akreditasi.

“Korwil juga harus pinter-pinter mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mengedukasi. Sebab anak putus sekolah tidak hanya faktor ekonomi tapi juga faktor lingkungan, masih adanya anggapan anak tidak perlu bersekolah tinggi,” katanya.

Tidak kurang-kurang, pemerintah juga telah menyediakan berbagai beasiswa agar anak bisa tetap bersekolah. Beasiswa tersebut antara lain : beasiswa anak usia sekolah tidak sekolah (AUSTS) di Purbalingga, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).

Sementara terkait data stunting di Purbalingga tahun 2023 berada di angka 11,78%. Sementara Kecamatan Pengadegan berada di angka 10,7%. Bupati terus mendorong agar angka stunting berada di bawah 10%.
Camat Pengadegan, Widodo Panca Nugraha mengungkapkan selama tahun 2023, sudah ada 226 anak usia sekolah tidak sekolah mendapatkan beasiswa untuk bisa kembali bersekolah.

“Dalam bidang pendidikan alhamdulillah selama 2023 ada 226 peserta didik AUSTS dan rentan putus sekolah telah menerima bantuan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga,” katanya.

Ia juga menjelaskan tahun 2024 di Kecamatan Pengadegan,  Angka Kematian Ibu (AKI) masih nol, Angka Kematian Bayi (AKB) sudah ada 3 dan Angka Kematian Balita (AKBa) ada 1. Ia berupaya agar angka tersebut tidak bertambah salah satunya yaitu dengan inovasi dari Puskesmas Pengadegan yaitu Jikaromil.

“Jikaromil itu Siji Kader Loro Ibu Hamil. Artinya satu kader kesehatan mendampingi 2 ibu hamil,” katanya.(Gn/Prokompim)