PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melaksanakan program Bupati Tilik Desa, kali ini menyasar Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar. Menurut Bupati, ‘Tilik’ ini singkatan dari Bupati Cari Solusi Atasi Kemiskinan.

“Jadi sasaran dari kegiatan Tilik Desa ini adalah desa-desa yang selama ini tingkat kemiskinannya masih tinggi di Purbalingga, termasuk Kaliori. Jadi Bu Tiwi hadir hari ini dalam rangka membantu Pak Kades bagaimana caranya Desa Kaliori tahun mendatang kemiskinannya turun,” kata Bupati Tiwi dalam acara Bupati Tilik Desa di Balai Desa Kaliori, Rabu (1/11/2023).

Penyelenggaraan Bupati Tilik Desa ini menjadi ajang penyampaian aspirasi masyarakat untuk kemaslahatan bersama. Salah satu yang jadi aspirasi kebutuhan masyarakat Kaliori yakni akses air bersih termasuk jaringan sambungan rumah tangga di Dusun 4 dan 3 yang rawan kekeringan.

Bupati menanggapi, masalah tersebut akan ditangani bertahap. Pada kegiatan ini, Polres Purbalingga membantu pembuatan sumur bor, masyarakat mengusulkan ke Bupati untuk melengkapinya dengan jaringan pipa ke rumah tangga termasuk meteran airnya.

“Pak Imam Hadi (Kepala Dinrumkim) coba nanti dicek lagi, kira-kira kebutuhan pipanya berapa. Bisa juga dikoordinasikan ke PDAM mungkin melalui CSR nya bisa untuk membantu,” katanya.

Selain usulan terkait kemiskinan, warga juga mengusulkan pembenahan infrastruktur, seperti perbaikan jalan kabupaten penghubung Desa Kaliori ke Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet. Usulan ini juga langsung menjadi perhatian bagi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) yang juga hadir. Diusulkan juga pembangunan bronjong matras penahan erosi sungai, jalan usaha tani, renovasi mushola dan pemerataan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Bantuan PKH ini bersumber dari pemerintah pusat, tugas pemerintah desa setiap bulan memperbarui data dan mengusulkan warga yang layak menerima, dari kabupaten kita teruskan ke pemerintah pusat, perkara mana saja yang disetujui itu jadi kewenangan pemerintah pusat,” katanya.

Kepala Desa Kaliori Ada Subarkat memaparkan data kebutuhan masyarakat miskin ekstrem di desanya. “Masih ada 8 rumah tangga belum berlistrik dan masih ada 89 rumah tidak layak huni (RTLH) yang belum tertangani,” katanya.

Ia menambahkan, kebutuhan air bersih masih ada 2 dusun (Dusun 3 dan 4) yang harus ditangani, masalah jamban masih ada 25 rumah tangga yang belum memiliki, dan pengangguran masih ada 2 orang. 

Jalan Usaha Tani, nanti kita survei dulu. bantuan PKH yang tidak merata, meskipun bantuan tersebut bersumber dari pemerintah pusat, akan tetapi Pemkab Purbalingga selalu siap menyampaikan usulan penerima yang layak. ketriwal usulkan ke pemerintah pusat.(Gn/Prokompim)