Kyai Haji Arief Mushodiq, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an Bukateja mengingatkan umat islam dan umumnya masyarakat kabupaten Purbalingga untuk senantiasa memupuk toleransi yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Meski diakuinya saat ini nilai-nilai toleransi itu semakin meredup karena digempur berita-berita hoak yang bebas berseliweran di dunia maya.
“Nilai toleransi akan timbul sangat kuat didalam diri kita saat kita mampu menilai diri kita menggunakan syareat dan ketika menilai orang lain menggunakan kacamata hakekat. Maka kita tidak pernah akan merasa hebat dari orang lain,” kata Kyai Arif Mushodiq saat memberikan pengajian pada kegiatan Khotmil Qur’an, Istighosah dan Pengajian di Pendapa Dipokusumo, Jum’at malam (14/1).
Menurutnya, melalui berbagai program yang dilaksanakan, selama ini pemerintah kabupaten Purbalingga bersama Kementerian Agama Purbalingga telah hadir melakukan gerakan moderasi membangun sikap toleran diantara komponen masyarakat.
Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga R. Imam Wahyudi, SH, MSi yang mewakili bupati menyampaikan jika program-program pembangunan yang dilakukan pemkab selalu menjaga keseimbangan antara kegiatan fisik dengan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Imam Wahyudi juga berpesan jika saat ini program vaksinasi di kabupaten Purbalingga telah sampai pada tahap vaksinasi anak usia 6 – 11 tahun. “Sehingga kami mengajak para ulama dan pengasuh pondok pesantren untuk ikut serta mensukseskannya,” katanya.
Kegiatan khotmil Qur’an, Istighosah dan Pengajian merupakan kegiatan rutin yang diadakan 35 hari sekali tepatnya pada setiap Jum’at Kliwon. Kegiatanya dilakukan semenjak Jum’at pagi dengan Sima’an Al Qur’an dilanjutkan pada Jum’at malam berupa khotmil Qur’an oleh KH. Mashudi Munir Al Hafisz (Pengasuh Pondok Pesantren Al Mushafiyyah Karanganyar), kemudian dilanjutkan Istighosah dipimpin oleh KH. Nurcholis Masrur, Sag (Pengasuh Pondok Pesantren Az-Zuhriyah Karangsentul) dan ditutup pengajian oleh KH Arief Mushodiq. (Hr/humaspurbalingga)